Puisi untuk Palu dan Donggala

INSAN NEWS, TARAKAN – Komunitas Literasi dan Seni Anak Indonesia (Lisan) menggalang dana bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengan dengan cara yang berbeda. Kumpulan pecinta literasi dan seni asal Kota Tarakan ini membacakan puisi yang dibarengi aksi teatrikal untuk menarik simpatik masyarakat untuk berdonasi.

“Bumi kita terguncang lagi Donggala , Palu kali ini 7,7 angka yang drastis

Cukup untuk meluapkan lautan, menghanyutkan segala

Apa apa yang dipunya musnah sudah Seketika …”

Penggalan salah satu puisi yang dibacakan langsung oleh pengarangnya, Enny Asrinawati, dengan lantang dihadapan pengunjung salah satu taman kota di Tarakan cukup membuat hati terenyuh. Kepedihan yang dirasakan oleh para korban bencana alam di Palu dan Donggala seolah tergambarkan dalam kalimat-kalimat puisi berjudul “Duka Air Mata” tersebut.

“Saya sendiri sangat emosional. Itu yang menggugah saya untuk bergerak dengan apa yang bisa saya lakukan untuk membantu meringankan beban para korban becana di sana (Palu dan Donggala), ” beber Enny Asrinawati, ibu rumah tangga yang juga founder Komunitas Lisan Tarakan kepada Insan News, usai menggelar aksi pengumpulan dana donasi bantuan untuk korban bencana di Palu dan Donggala, Minggu (7/10/2018), di Kawasan Taman Berlabuh, Kota Tarakan.

Enny menuturkan, bukan hanya karyanya saja, beberapa puisi karangan anggota komunitas Sahabat Puisi Indonesia dari berbagai daerah di Nusantara juga dibacakan oleh teman se-komunitasnya. Dimana puisi-puisi tersebut diiringi oleh aksi teatrikal yang memvisualisasikan isi dari syair puisi yang dibacakan, mampu menarik simpatik pengunjung taman untuk menyisihkan rupiah ke kotak donasi yang tersedia.

“Teatrikalnya saya sendiri yang konsep, tapi kegiatan ini kami laksanakan bersama teman-teman UKM Seni dan Budaya STIE Bultar dan STMIK PPKIA Tarakan, juga didukung oleh Komunitas Tarakan Berbagi. Alhamdulillah semua berjalan lancar,” tuturnya.

Dari pantauan Insan News di lapangan, aksi teatrikal yang mengiringi pembacaan puisi tersebut mengusung konsep rasa berduka, dimana pelakon yang mengenakan gaun hitam serta menenteng payung hitam dengan gerakan penuh emosional, cukup mengundang rasa simpatik warga yang menontonnya. Di akhir aksi, para anggota komunitas yang terlibat ramai-ramai mengelilingi pelakon sambil menyalakan lilin serta melantunkan lagu Tanah Air Beta.

“Saya jujur sangat prihatin dengan bencana di Palu dan Donggala, jadi sebisa mungkin saya pribadi coba membantu, meskipun tidak seberapa. Dan kegiatan ini saya rasa sangat positif,” ujar Fadli, salah seorang pengunjung Taman Berlabuh yang tergerak harinya menyisihkan rupiah ke dalam kotak donasi. (*)