InsanNews, MAKASSAR — PSM Makassar yang menghadapi Persija Jakarta di leg kedua babak final Piala Indonesia 2018 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Makassar, Minggu (28/7/2019), merupakan kesempatan terbaik PSM Makassar raih gelar juara.
Juku Eja menyakini duel kontra Persija adalah kesempatan terbaik memupus dahaga gelar selama 19 tahun. Terakhir kali PSM meraih trofi bergengsi pada Liga Indonesia tahun 1999-2000.
Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, mengungkapkan saat ini pemain dalam kondisi fit. Hanya saja Marc Anthony Klok yang absen dikarenakan hukuman akumulasi kartu kuning.
Disisi lain Darije mengungkapkan pada laga final leg kedua nanti, tim Juku Eja yang bertindak selaku tuan rumah itu memiliki keuntungan tersendiri, dengan dukungan militan suporter PSM Makassar yang memberikan kekuatan untuk tim.
“Saya sudah merasakannya pada sejumlah laga di Makassar. Yel suporter sepanjang pertandingan membuat pemain seperti tak kenal lelah,” kata Darije,
Sebaliknya, Persija selaku tim tamu itu dalam keadaan tertekan. Dimana tim asuhan pelatih Julio Banuelos ini dikabarkan diserang berbagai teror sebelum pertandingan. Pertama, sekumpulan orang tak dikenal menyalakan petasan di hotel tempat tim berjulukan Macan Kemayoran ini menginap, Sabtu (27/7/2019) dini hari WITA.
“Memang betul saya menyaksikan juga kejadian itu. Saya tidur jam 22.00 WITA, lalu saya terbangun karena kejadian itu memang berada pas di depan hotel. Saya mendengar petasan dan suara sepeda motor,” ungkap Riko Simanjuntak, gelandang Persija.
Teror tersebut tidak berhenti sampai di situ. Ketika selesai melakukan uji coba lapangan Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Sabtu (27/7/2019) sore WITA, bus yang mengangkut skuat Persija dilempari benda keras. Akibatnya, kaca bus pecah dan seorang ofisial Macan Kemayoran menjadi korban.
Sebelum kejadian pelemparan bus itu, Persija mengadakan konferensi pers. Pelatih Julio Banuelos mengatakan, timnya pantang bermain bertahan. Padahal, Macan Kemayoran hanya butuh hasil imbang untuk membawa pulang trofi Piala Indonesia.
“Tidak ada istilah bertahan menurut kami. Kami memang unggul satu gol. Namun demikian, kalau bertahan di kandang PSM, itu sama dengan menyerah,” ujar Banuelos.
“Kami akan bermain seperti biasa karena cara bermain Persija adalah menyerang. Kami akan tampil menyerang dengan kekuatan penuh agar kami bisa mendapatkan hasil makismal,” tutur arsitek tim asal Spanyol ini.
Meski punya keunggulan 1-0, bukan perkara mudah bagi Persija dapat menjadi juara di Makassar. Pasalnya, Macan Kemayoran tak pernah menang dalam dua laga terakhir di Mattoangin. Tim ibu kota menelan sekali kekalahan dan satu kali imbang.
(Artikel ini sebelumnya telah terbit di bola.com)