
Menurut Ketua Umum HMI Cabang Pinrang Ishak, jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti LK-II HMI Se-Nusantara itu sebanyak 128 orang yang mengirim makalah, namun yang dinyatakan layak mengikuti screening hanya 70 orang.
“Jadi, ada 58 calon peserta LK-II yang tidak lulus makalah ,” kata Ishak kepada media, Jumat (07/12/18) Siang
Sementara itu Kordinator Steering Commitee, Sulistiawati rahman menjelaskan, sistem perkaderan di HMI sangat ketat, karena pola perkaderan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia tersebut memang lebih mengedepankan kualitas, kedisiplinan dan kader harus memiliki keinginan kuat untuk maju dan berkembang.
“Materi screening meliputi sejarah, mission HMI, Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (KMO), dan uji makalah,” jelas Sulis.
“Kami menunggu semua peserta yang lulus makalah untuk melanjutkan tahap screening, sudah ada beberapa peserta juga yang sudah datang terkhusus juga bagi HmI cabang pinrang yang ikut LK II wajib mengikuti aturan yang ditentukan panitia “, terang Sulis.
“Screening calon peserta berlangsung selama tiga hari, yakni mulai tanggal 7 hingga 10, di rujab lappo ase kecamatan paleteang, sedangkan pelatihan akan berlangsung mulai hingga 11 Desember 2018. di hitel Nirwana “Jelas Ishak
Ketua Umum Pengurus Besar HMI, Saddam Al Jihad dijadwalkan hadir menjadi pemateri pada LK-II Se-Nusantara yang bertema “Mission HmI : Mewujudkan Pemimpin Berkarakter Kebangsaan sebagai Pendorong Perubahan.
Tokoh nasional lainnya yang akan hadir adalah ketua Kahmipreneur Kamrussamad, dan juga Pengacara nasional Irwan Muin serta Kapolda Sulsel, juga dihadiri kepala satker, Hasir tjenne.
HMI merupakan organisasi kader yang didirkan pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta oleh Lafran Pane dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menyebar luaskan ajaran agama Islam.
Organisasi ini merupakan organisasi independen dan tidak berafiliasi dengan ormas ke-Islam-an manapun, sehingga para aktivis yang ada di organisasi itu dari berbagai kelompok keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad dan Hidayatullah. Organisasi ini bersifat independen, berperan sebagai organisasi kader dan berfungsi sebagai organisasi perjuangan.
HMI sempat menjadi target PKI untuk dibubarkan, akan tetapi tetap berhasil dipertahankan berkat perlindungan Presiden RI pertama Soekarno. (Sh)