Insannews.co.id – Pesta demokrasi telah usai kemarin .Apa pun hasilnya itulah hasil sebuah demokrasi. Terlepas dari berbagai kekurangan dan kelemahannya itulah yang harus terus diperbaiki.
Meski sesungguhnya sebuah sistem demokrasi tidak menjamin bersih dari praktik money politic dan kecurangan oknum peserta Pilkada, tapi kita masih percaya bahwa demokrasi masih memberikan ruang pada rakyat untuk memilih pemimpin yang terbaik menurut suara mayoritas yang terbanyak.
Kita masih percaya bahwa rakyat hari ini sudah relatif cerdas dan tidak mudah diimingi-imingi balas jasa politik. Toh, buktinya ada yang menghamburkan money politic tetap keok di kandangnya sendiri. Integritas dan kerja nyata masih menjadi tolak ukur keberhasilan seorang pemimpin.
Jadi apa sesungguhnya yang harusnya dilakukan oleh seorang pemimpin jika sudah terpilih dan diberikan amanah kepemimpinan oleh rakyat
Kebijakan ini, selain sebagai upaya menghindari kesenjangan sosial, juga sebagai pendidikan politik bahwa jabatan dan kepemimpinan sejatinya bukan dalam rangka mencari keuntungan pribadi, kekayaan dan kehormatan.
Lebih penting lagi, kebijakan para pemimpin, mereka selalu mengutamakan kepentingan rakyat diatas segalanya. Mereka tidak membedakan agama atau status sosial, siapa pun yang benar akan di bela
Jadi, kepemimpinan sesungguhnya bukanlah kekuasaan mutlak. Tidak kesenangan dan kepongahan seseorang manakala terpilih menjadi seorang pemimpin. Pemimpin adalah untuk rakyat. bagi yang mendukung atau pun yang tidak mendukung.
Pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya. Dan sebuah amanah kepimpinan akan dimintai pertanggungjawabannya. Jika hal ini dipahami oleh semua calon pemimpin, maka tidak ada kebanggaan bagi kemenangan seorang pemimpin dan tidak akan ada dendam serta kekecewaan bagi yang belum terpilih.
Penulis asrul