
Harapkan Petani Bisa Langsung Ekspor Kopi ke Eropa
INSAN NEWS, MAKASSAR – Sejauh ini komoditas kopi di nusantara masih belum menunjukkan kemajuan dalam hal produksi, khususnya di sektor hilir yang berhubungan langsung dengan petani. Sejauh ini, dinilai yang paling banyak menerima keuntungan dari komoditas kopi adalah para pebisnis, namun dengan program hilirisasi ini diharapkan petani bisa mendapatkan keuntungan lebih.
“Selama ini petani hanya menanam, memanen dan menjual, melalui program hilirisasi ini, kami siapkan proses manufakturnya,” kata Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman saat menjadi pembicara pada seminar yang digelar pada peringatan Hari Kopi Internasional di Makassar, Senin (15/10/2018).
Menurut Andi Sudirman, Sulsel memiliki potensi besar dalam pengembangan kopi. Dari sisi produksi misalnya, kontribusi Sulsel mencapai 12,5 persen dari total produksi kopi nasional yang mencapai 637,5 ribu ton. Untuk mengoptimalkan potensi inilah, kata dia, pihaknya akan mendorong hilirisasi dengan menggandeng pihak pengusaha maupun petani.
“Pemerintah akan memberikan stimulan, membantu penggilingan, prosesing, hingga pengemasan merek kopi petani sendiri,” ujarnya.
Pihaknya, kata dia, bahkan sudah membangun komunikasi dengan Kementerian BUMN, agar ekspor produk kopi Sulsel bisa langsung ke Eropa. “Para petani kopi bisa membuka perusahaan ekspor impor agar bisa langsung ekspor ke Eropa, tidak lagi melalui Surabaya,” kata dia.
Ekspor langsung ini, tambahnya, akan memotong biaya produksi hingga 50 persen sehingga akan jauh lebih menguntungkan bagi petani. “Selama ini yang paling banyak menerima keuntungan adalah para pebisnis kopi, dengan hilirisasi petani bisa mendapatkan keuntungan lebih,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi Akil menambahkan hilirisasi industri komoditas pertanian telah menjadi program yang akan dilaksanakan oleh Pemprov Sulsel dalam lima tahun ke depan. Untuk mendukung program hilirisasi ini, lanjutnya, pihaknya akan melakukan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas SDM petani.
“Kalau dulu kami lebih sering melakukan bimbingan teknis, sekarang ini akan kita ubah dengan lebih banyak melakukan pemagangan bagi petani agar keterampilannya benar-benar bertambah,” jelasnya.
Sementara Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih berharap melalui kegiatan ini pihaknya dapat memperoleh informasi riil terkait produk dan pasar kopi di dalam dan luar negeri.
“Informasi dan rekomendasi dari forum ini dapat menjadi masukan dalam penyiapan kebijakan untuk mendukung pengembangan industri kopi nasional,” kata dia.
Ada pun Seminar Kopi Indonesia ini, adalah salah satu kegiatan yang mengawali Pameran Hari Kopi Internasional yang berlangsung selama 3 yakni tanggal 15-17 Oktober 2018 di Hotel Claro Makassar, Sulsel. Demikian dikutip dari antaranews.com. (***)